Jenis jenis sapi pedaging, ciri ciri sapi lokal
PETERNAKAN SAPI PEDAGING
Jenis-Jenis Sapi Pedaging – Mengenal lebih dalam tentang ternak sapi khususnya sapi pedaging atau sapi potong, sapi yaitu hewan yang masuk dalam kategori ras bovine, atau di sebut juga lembu. Di Indonesia, terdapat banyak sekali jenis-jenis sapi/lembu unggulan baik itu sapi pedaging dan sapi penghasil susu. Selain untuk diambil daging dan susunya, Dipedesaan sapi juga banyak dimanfaatkan untuk alat transportasi atau untuk mengangkut barang ataupun sebagai pembajak di sawah/ ladang.
jenis-jenis sapi, baik itu sapi pedaging/ sapi potong maupun sapi penghasil susu atau sapi perah.
Bahkan ada beberapa suku di Indonesia yang menganggap sapi adalah hewan yang sakral dan suci, mereka menggunakan hewan ini dalam acara-acara penting atau perayaan. Untuk itu berikut ini kami berikan sedikit informasi mengenai beberapa macam jenis-jenis sapi, baik itu sapi pedaging/ sapi potong maupun sapi penghasil susu atau sapi perah.
1. Sapi Aceh
Sapi aceh merupakan sapi khas dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam, sapi penghasil daging ini juga bukan varietas asli dari sapi karena sapi penghasil daging ini kebanyakan adalah hasil dari persilangan antara varietas bos sundaicus dengan varietas sapi zebu yg mempunyai ciri berpunuk dan bergelambir, asal usul dari sapi aceh ini banyak yang menyebutkan dibawa oleh orang india pada zaman dahulu.
Jenis Sapi Lokal
Jenis sapi penghasil daging ini terkenal dengan daya tahan tubuh yang sangat kuat, sapi aceh juga mampu beradaptasi terhadap lingkungan tropis dengan sangat baik, sapi pedaging ini juga bisa tetap hidup terhadap pakan yang kualitas jelek, mempunyai ketahanan tubuh yang kuat terhadap serangan kutu dan parasit selain itu sapi pedaging ini juga memiliki produktivitas yang sangat baik sehingga mudah untuk diternak atau dipelihara.
2. Sapi Madura
Sapi madura juga termasuk sapi penghasil daging yang sangat baik, sapi madura adalah hasil dari persilangan antara sapi bali dengan sapi zebu yg memiliki punuk, sapi madura ini bukanlah varietas sapi asli. Sapi penghasil daging ini sangat terkenal dengan ketahanan tubuh yang kuat akan cuaca tropis, sapi madura juga cukup tahan terhadap penyakit dan memiliki daya tahan akan ceplak dan kutu. Banyak masyarakat madura merawat sapi ini sebagai sapi pacuan dan lomba, bobot sapi madura yang ideal adalah 500kg.
3. Sapi Ongole
Jenis sapi ini juga termasuk sapi terbaik untuk menghasilkan daging, Sapi ongole merupakan salah satu varietas sapi zebu, sapi jenis pedaging ini merupakan sapi yang berasal dari india tetapi pada saat ini sapi potong ini juga banyak sekali ditemukan diindonesia.
Ciri-Ciri Sapi Ongole
Salah satu ciri khas dari sapi jenis ini yakni berpunuk, Sapi pedaging ini berwarna kulit putih dan warna keabu-abuan, selain itu sapi ongole ini memiliki punuk yang cukup besar dan badan yg bergelambir, kualitas daging sapi ongole sebenarnya tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan jenis sapi yang lain tetapi harganya yang terbilang relatif murah membuat sapi potong ini laku keras dipasaran masyarakat indonesia. Saat ini sapi ongole banyak disilangkan dengan sapi lokal/ sapi jawa sehingga ada istilah sapi PO ( peranakan ongole ) sapi hasil dari perkawinan silang ini mirip dengan sapi ongole walaupun agak sedikit kecil.
4. Sapi Bali
Sapi bali termasuk golongan sapi dengan bobot badan menengah. Sapi bali juga termasuk sapi penghasil daging, sapi ini indentik dengan warna hitam untuk jantan dan warna merah bata untuk yang betina, Sapi jantan bali memiliki warna didominasi oleh warna hitam dan warna putih dibeberapa bagian tubuh seperti di kaki bawah dan belakang, moncong.
Ciri lainnya dari sapi bali yakni warna hitam yg ada pada jantan bisa saja berubah pada situasi atau keadaan tertentu seperti saat sapi penghasil daging ini dikebiri.
Itulah beberapa jenis sapi penghasil daging yang banyak dipelihara atau diternak oleh masyarakat indonesia, jenis-jenis sapi penghasil daging seperti yang disebutkan diatas merupakan sapi lokal kecuali sapi ongole yang berasal dari luar negri.
PETERNAKAN SAPI
Tipe Sapi Pedaging Atau Sapi Potong - Sapi limosin dan sapi simental, kedua jenis sapi ini merupakan tipe sapi potong atau disebut juga sapi pedaging yang paling unggul dalam bidang pertumbuhan bobot badan sehingga tipe sapi ini sering digunakan untuk bisnis penggemukan sapi. Para peternak sapi seringkali mengumpulkan gambar sapi peliharaan mereka untuk dijadikan sebagai koleksi atau sebagai kebanggaan atas jerih payah mereka dalam memelihara hewan ternak.
Sapi Limosin (Limousin)
Sapi limosin yaitu sapi yang berasal dari Perancis yang merupakan sapi tipe sapi pedaging. sapi limousin ini merupakan bangsa bos taurus yg memiliki bentuk tubuh atau perawakan yang sangat besar dengan perototan yg sama baik dengan jenis sapi simental. Sapi Limousin ini mempunyai warna bulu coklat tua kecuali pada sekitaran ambing yg berwarna putih dan pada area sekitaran mata yg bewarna coklat muda, Tipe sapi pedaging ini memang memiliki bentuk tubuh yang sangat besar sehingga jika disembelih bisa menghasilkan daging yang sangat banyak.
Karakteristik sapi Limousin
Sapi pedaging jenis ini memiliki perawakan yang sangat besar oleh karena itu sapi limosin ini sangat disukai oleh para peternak sapi karena mempunyai bentuk yang sangat besar, panjang dan kompak serta sapi pedaging ini mempunyai pertumbuhan bobot badan yang cukup cepat. sapi Limousin ini adalah jenis sapi pedaging yang berasal dari daerah yg mempunyai iklim dingin dengan volume rumen yg besar serta sangat menuntut tata cara pemeliharaan yg baik.
Sekarang ini jenis sapi pedaging Limosin sebagai primadona sapi pedaging di Indonesia, Mungkin jenis sapi pedaging ini yang paling sering dibicarakan oleh para peternak sapi maupun masyarakat umum terutama bagi mereka yang ingin berqurban menggunakan sapi, Maka tak mengherankan bila harga sapi limosin cenderung lebih tinggi jika di bandingkan dengan sapi jenis lain.
Sapi simmental atau disebut juga dengan sapi simental merupakan jenis sapi potong atau sapi pedaging yang berasal dari negara swiss. di indonesia sapi potong atau sapi pedaging ini disebut dengan nama sapi metal, yaitu salah satu primadona bisnis sapi pedaging maupun untuk penggemukan sapi. sapi simental sekarang ini cukup banyak dikembangkan oleh para peternak sapi di amerika maupun eropa. Sedangkan di asia khususnya indonesia banyak dikawin silangkan dengan sapi lokal gunanya supaya bobot tubuh sapi ikut naik. persilangan sapi ini biasanya dengan sapi jenis ongole ataupun dengan peranakan ongole menjadi simpo (simental PO).
Postur tubuh sapi simental
Bobot tubuh sapi pedaging ini (sapi simental) tergolong cukup besar, lebih unggul apabila dibandingkan dengan sapi lokal indonesia. Sapi Simental pejantan bisa mencapai bobot tubuh 1200kg dan sapi simental betina bisa mencapai bobot tubuh hingga 800kg. dari segi harga sapi simental tergolong sangat tinggi, jenis sapi pedaging ini masih sangat sulit ditemui dipasaran itu yang membuat harga sapi simental mahal, dengan kawin suntik atau inseminasi buatan diharapkan dapat memperbanyak sapi simental diindonesia.
Itulah dua jenis sapi pedaging yang memiliki kualitas bagus sehingga dua jenis sapi pedaging ini sangat cocok untuk dibudidayakan, Selain itu Sapi Limousin dan Sapi Simental sangat bagus untuk orang yang ingin berqurban karena sapi ini mempunyai daging yang sangat banyak.
PETERNAKAN SAPI
Beternak atau memelihara sapi bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Ada juga yang bekerja di kantor tetapi dalam waktu yang sama bisa beternak sapi.
Manajemen Pemeliharaan Sapi
Cara manajemen sapi Pedaging adalah lebih mudah jika dibandingkan dengan sapi perah.
Ada 4 cara manajemen yang dapat dilakukan untuk reproduksi sapi pedaging:
1. Cara pemeliharaan sapi lepas bebas
Sapi-sapi dibiarkan bebas mencari makan atau merumput di sembarang tempat, apakah di daerah sendiri atau bukan. Ini termasuk merumput di tepi-tepi jalan. Cara seperti ini kurang baik di karenakan :
- Dapat merusak tanaman orang lain
- Kemungkinan mati ditabrak mobil, truk dan kendaraan lain, sapi akan terluka atau cedera.
- Makanan hanya mengandalkan rumput di daerah penggembalaan yang kemungkinan tidak mencukupi
- Perhatian sulit diberikan untuk sapi-sapi yang dilepas.
2. Cara pemeliharaan sapi dengan dikurung
Dengan cara ini sapi-sapi pembiak selalu berada di dalam kandang, dengan mendapatkan makanan bermutu tinggi secukupnya, air yang bersih setiap waktu dan garam pun cukup untuk dimakannya.
Makanan yang diberikan apakah rumput atau dedak atau campuran keduanya diberikan pada tingkat berat kering 3 - 5% dari bobot badan sapi setiap hari. Biasanya, rumput potong diberikan pada waktu pagi dan dedak akan diberikan pada malam hari.
Ruang lantai yang dibutuhkan yaitu sekitar 30 kaki persegi per ekor ternak sapi. Usaha yang lebih adalah diperlukan untuk mencuci kandang sapi dan menjaga kebersihan lingkungan.
3. Cara pemeliharaan sapi dengan Parsial Intensif
Cara ini lebih baik dan praktis di negara kita. Sapi yang dipelihara dibiarkan bebas mencari makan apakah di area rumput yang berpagar / di daerah ragotan publik dalam jangka waktu yang terbatas / tertentu. Sapi-sapi dipantau dan dihalau balik ke kandang untuk makanan tambahan dan berteduh di waktu malam. Ini berarti peternak sapi harus menyediakan kandang malam dan daerah penggembalaan yang memadai.
4. Cara pemeliharaan sapi dengan Tanaman Utama
Di negara kita daerah yang bertanam dengan tanaman utama seperti kelapa, kelapa sawit, karet dan kebun adalah sangat luas. Di bawah tanaman ini biasanya ada banyak sekali rumput - rumput yang subur. yang kebiasaannya, pestisida digunakan untuk membasmi tanaman itu.
Jika kita Integrasi dengan ternak sapi maka akan menghemat uang untuk memotong rumput tersebut sekaligus mengurangi biaya pemupukan pertanian. Dengan penggembalaan berpatroli, dalam satu hektar kebun kelapa sawit dapat menampung seekor ternak sapi pedaging dewasa.
PANDUAN KANDANG TERNAK SAPI
Pembuatan Kandang Sapi Pedaging
Kandang Sapi Pedaging yang baik harus memiliki atap / atap yang tidak bocor dan lantai yang mudah dibersihkan serta drainase yang baik. Ukuran kandang 30 kaki persegi cukup untuk seekor Sapi Pedaging, berarti untuk 10 ekor Sapi Pedaging, kandang 20 kaki x 15 kaki dan tinggi 8-10 kaki akan memadai. Bahan-bahan lokal seperti bambu, kayu, atap daun nipah dapat digunakan untuk menghemat biaya pembangunannya.
luas kandang sapi pedaging
(Luas: 1 ekor = 30 kaki persegi. Maka jika akan di isi sebanyak 10 ekor sapi = 20 kaki x 15 kaki dan tinggi 8 kaki)
tempat makanan dan minuman sapi pedaging
(Ruang makan = 1,5 kaki / ekor. Ruang minum 1 kaki / ekor)
Pasung atau Trevis
(Sebesar ukuran sapi pedaging, jika dimasukkan ke dalam sapi tersebut tidak dapat meronta)
Tempat Makanan dan Minuman sapi
Setiap kandang sapi pedaging harus memiliki tempat makanan dan minuman yang cukup. Ruang makanan adalah 1,5 kaki seekor dan ruang minuman yaitu 1 kaki tiap-tiap seekor sapi.
Pasung atau Trevis
Pasung atau trevis digunakan untuk membuat pemeriksaan, pengobatan atau inseminasi buatan setiap ekor sapi di kala waktu perlu. Ini berupa pagar yang kokoh sebesar ukuran seekor sapi, yang ketika seseekor sapi dimasukkan ke dalamnya, sapi itu tidak akan dapat meronta.
Makanan dan Air Minum sapi
Seekor sapi pedaging membutuhkan sekitar 20 hingga 30 kg rumput sehari. Sapi bisa hanya mengandalkan rumput jika sapi dalam kualitas yang baik. Jika tidak, makanan tambahan dan garam harus diberikan. Suplemen dapat mengurangi kuantitas rumput yang dimakan, tetapi harganya cukup mahal.
Hasil sisa pertanian yang lebih murah bisa juga dijadikan sebagai makanan tambahan, misalnya seperti; ampas kelapa sawit, kulit, kulit kakao, pucuk tebu, jerami padi, batang sagu dan sebagainya. air minum yang bersih harus diberikan setiap saat.
Pengontrolan Kesehatan Sapi
Mengontrol adalah lebih baik dari pada mengobati penyakit. Sapi yang sehat akan menambah hasil produksi.
Cara yang tepat mengontrol penyakit yaitu dengan sistem manajemen yang baik termasuk menjaga kebersihan kandang dan memberi makanan yang bermutu secukupnya.
Penyakit yang biasa terjadi pada sapi-sapi di negara kita adalah serangan cacing, parasit-parasit luar tubuh dan di dalam darah, luka. Untuk mengatasinya, berikan obat cacing 2-3 kali setahun dan semprotkan obat kutu setiap 2 bulan sekali dan jauhkan sapi dari benda-benda tajam.
Anak-anak sapi sangat mudah dijangkit kuman di pusat. Ini dapat dihindari dengan merawat pusatnya dan talipusat segera dibersihkan setelah anak-anak sapi lahir.
Metode Pembiakan Sapi
Sapi-sapi yang telah matang atau sapi yang di dalam keadaan berahi saja yang bisa dikawinkan. Periode berahi selama 24 jam perlu diperhatikan dengan benar supaya tidak terjadi kesalahan. Jika waktu itu terlepas, periode berahi berikutnya akan datang kembali dalam waktu 18-24 hari (rata-rata 21 hari).
Di antara tanda-tanda sapi mau kawin adalah :
- Selalu terdengar bising.
- Panjat memanjat sesama sendiri.
- Memisahkan diri, gelisah dan kurang makan.
Sapi-sapi yang berhasil dikawinkan tidak akan menunjukkan tanda-tanda kawin setelah itu. Setelah 2 bulan, petugas dari departemen hewan dapat dipanggil untuk pemeriksaan bagi mempastikan kebuntingan sapi tersebut.
Setelah melahirkan anak, seekor sapi betina dapat dikawinkan kembali ketika datang berahi pada 40-60 hari kemudian. Seekor sapi betina tidak baik untuk diperbanyak lagi setelah 5-6 kali beranak, atau pada usia 8-10 tahun.
Perawatan Sapi Bunting
Periode bunting seekor sapi adalah sekitar 283 hari. Perhatian penuh harus diberikan saat sapi bunting sarat. Makanan yang bermutu dan air yang bersih dan cukup harus diberikan kepada calon ibu yang telah diasingkan di dalam kandang.
Di antara tanda-tanda sapi akan melahirkan anak adalah:.
- Susu dapat diperas dan berwarna kekuningan.
- Bibir "toot" membengkak.
- Memisahkan diri dari kelompok sapi-sapi lain
- Selalu gelisah.
Ketika ini, sapi harus diasingkan ke dalam kandang khusus yang lantainya beralaskan rumput-rumput kering. Pemilik sapi harus selalu mengamati, tetapi tidak harus menghampirinya. bila sapi kondisinya sulit beranak, dokter hewan sebaiknya di panggil untuk memberikan pertolongan di mana perlu. Begitu juga setelah 24 jam melahirkan, jika urine (placenta) tidak keluar dengan sendirinya, kondisi ini perlu di minta pertolongan kepada dokter hewan.
Anak-anak sapi yang lahir dalam kondisi yang bersih, peluang terjadi infeksi kuman melalui talipusat adalah tipis, tetapi sebaiknya talipusat harus diobati dengan yodium untuk mempastikan setiap keburukan tidak terjadi.
Perawatan Sapi Setelah Kelahiran
Anak sapi yang baru lahir harus mendapat ASI (colostrum) setidaknya untuk 4 hari yang pertama. Menyusui berikutnya dapat diberikan sampai 3 bulan di mana anak sapi harus diceraikan dari induknya. Secara perlahan-lahan anak sapi itu harus diajarkan untuk memakan rumput dan dedak sebelum dicerai dari ibunya.
Ceraian susu yang awal dapat menjamin kesuburan sistem peranakan induk untuk kebuntingan kembali dengan cepat.
Anak-anak sapi harus mendapat perawatan intensif untuk mempastikan pembesaran yang sempurna.
Perawatan Anak Sapi Membesar
Anak sapi jantan yang tidak diperlukan untuk dijadikan induk, harus dikebiri supaya tak mengganggu reproduksi induk - induk sapi betina lain. Gangguan ini dapat menyebabkan induk - induk sapi betina melahirkan anak-anak yang tidak bermutu. Setelah dikebiri biasanya anak jantan itu akan lebih cepat tumbuh dan dapat segera digemukkan untuk dipotong. Tanduk juga harus dibuang agar tidak menimbulkan masalah penanganan apabila sapi itu besar kelak.
Anak betina yang sedang membesar pula harus diperhatikan supaya mendapatkan gizi yang baik dan tidak dikawinkan sebelum mencapai usia sekitar 2 tahun.
Belum ada Komentar untuk "Jenis jenis sapi pedaging, ciri ciri sapi lokal "
Posting Komentar